NEWSPOST.ID JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan di penghujung tahun 1442 Hijriyah dan menjelang tahun baru 1 Muharram 1443 Hijriyah, sepatutnya dijadikan momentum melakukan muhasabah, evaluasi dan introspeksi diri. Tujuannya untuk terwujudnya kejernihan hati dan pikiran, serta mengevaluasi apa yang telah dilakukan agar kedepan dapat melakukan perbaikan dalam segala hal. Terlebih tahun 1442 Hijriyah yang telah dilalui masih menyisakan keprihatinan mendalam, karena dunia belum dapat melewati masa-masa sulit di tengah pandemi Covid-19.
"Saya mengapresiasi langkah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang turut membantu mensosialisasikan program vaksinasi Covid-19. Sebagai organisasi kemasyarakatan Islam dengan basis massa terbesar di tanah air, seruan PBNU ini mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 di kalangan warga NU pada khususnya, dan kaum muslimin pada umumnya. PBNU juga aktif membangun sinergi dengan berbagai entitas kelembagaan, termasuk dengan TNI dan Polri, dalam berbagai program vaksinasi massal, sebagai wujud pengabdian kepada bangsa dan negara," ujar Bamsoet dalam 'Refleksi Akhir Tahun Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H' yang diselenggarakan secara virtual oleh TV NU, di Jakarta, Senin malam (9/8/21).
Turut serta antara lain Rais Syuriyah PBNU KH. Masdar Farid Mas’udi, Rais Syuriyah PBNU KH. Dr. (HC) Afifuddin Muhajir, Lembaga Dakwah PBNU KH. Dr. Abdul Halim Soleh, Pengasuh Ponpes Asshiddiqiyah 2 Batuceper Tangerang KH Muhammad Ulil Abshor Al-Hafidz Lc, Pengasuh Ponpes Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai Kalimantan Selatan KH. Syaukani, Lc.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan hampir seluruh negara dunia ini bahkan lebih buruk dibandingkan resesi global pada tahun 1930-an yang berdampak pada 83,8 persen negara di dunia. Hingga 8 Agustus, tercatat sudah lebih dari 203 juta kasus positif di seluruh dunia, menyebabkan lebih dari 4 juta penduduk dunia meninggal.
"Islam mengajarkan tidak boleh berputus asa dalam menyikapi berbagai musibah. Selalu ada kemudahan setelah datang kesulitan. Allah tidak akan membebani hamba diluar batas kemampuannya. Namun juga tidak boleh lupa, bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu mau berikhtiar untuk mengubahnya," jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini turut bangga, di masa pandemi Covid-19, soliditas kebangsaan justru tetap kuat. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melaporkan meskipun dalam masa krisis akibat pandemi Covid 19, terjadi peningkatan jumlah Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang diterima BAZNAS sebesar 30 persen pada tahun 2020. World Giving Index yang menyebut masyarakat Indonesia sebagai yang paling dermawan di dunia selama pandemi Covid-19, juga mengkonfirmasi bahwa zakat merupakan salah satu pendorong kedermawanan masyarakat.
"Bagi kaum muslimin, ada tanggung jawab menghadirkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Sebagaimana pesan Khalifah Ali bin Abi Thalib, yang dirilis kembali oleh Komisi Hukum PBB, yang menyatakan bahwa 'mereka yang bukan saudara seagama, adalah saudara dalam kemanusiaan'. Menjadi sebuah pesan humanis yang menjadi salah satu dasar hukum positif universal," urai Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara ini menambahkan, setelah sembilan bulan perekonomian nasional terpukul dampak pandemi Covid-19, pada akhirnya Indonesia dapat melepaskan diri dari jurang resesi. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 juga tumbuh positif pada level 7,07 persen.
"Untuk menjaga pertumbuhan perekonomian tetap berada di jalur positif, kita harus mengupayakan agar tidak terjadi lagi lonjakan kasus Covid-19. Ada peran serta dari setiap diri kita untuk mewujudkan hal tersebut, yaitu dengan berdisiplin mematuhi protokol kesehatan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan melakukan vaksinasi secara sukarela," pungkas Bamsoet. (*)
Komentar