NEWSPOST.ID JAKARTA - Sidang Kabinet Paripurna, 2 November 2020, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, para Menko, Bapak-Ibu seluruh Menteri dan Ketua Lembaga yang hadir.
Pada Sidang Kabinet Paripurna siang hari ini, ada beberapa hal yang ingin saya tekankan untuk menjadi perhatian pada kita semuanya.
Yang pertama, kita harus tetap fokus untuk mengatur (dan) menjaga keseimbangan, titik keseimbangan antara penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.
Ini yang saya kira sudah berpuluh-puluh kali saya sampaikan, tetapi perlu sekali lagi ini saya tekankan.
Alhamdulillah dari laporan yang saya terima per 1 November 2020 ini, jadi kasus aktif COVID-19 di Indonesia lebih baik dan lebih rendah dari perkembangan rata-rata dunia.
Kita memiliki kasus aktif sebesar 13,78 persen, rata-rata dunia kasus aktifnya 25,22 persen. Ini yang terus harus ditekan, sehingga angka 13,78 persen ini bisa kita perkecil lagi.
Kemudian juga, tingkat kesembuhan yang semakin baik. Kita sekarang di angka 82,84 persen, rata-rata dunia 72 persen, di angka kesembuhan kita juga lebih baik. Ini agar juga diperbaiki lagi.
Yang masih kita di atas rata-rata dunia adalah angka kematian atau kasus meninggal di Indonesia. Itu kita masih di angka 3,38 persen, rata-rata dunia berada di angka 2,5 persen. Ini yang patut untuk menjadi perhatian kita semuanya.
Dan yang berkaitan dengan COVID-19, saya ingin menekankan sekali lagi hati-hati karena ini di Eropa sudah muncul gelombang kedua yang naiknya sangat drastis sekali.
Jadi jangan sampai kita teledor, jangan kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita.
Kita bisa lihat angka-angka beberapa negara Prancis melompatnya dari berapa ke berapa, Italia juga melompatnya, Inggris, Jerman, Spanyol ada kenaikan yang sangat drastis. Ini agar menjadi perhatian kita semuanya dan kehati-hatian kita semuanya.
Kemudian yang kedua, saya ingin menyampaikan untuk yang berkaitan dengan kuartal yang keempat, ini adalah kuartal terakhir.
Saya harapkan realisasi belanja kita betul-betul harus berada pada titik yang paling maksimal.
Kita tahu kemarin di triwulan kedua, pertumbuhan ekonomi kita di angka minus 5,32.
Di kuartal ketiga ini, kita juga mungkin sehari, dua hari, tiga hari ini akan diumumkan oleh BPS, juga masih berada di angka minus.
Perkiraan kita di angka minus 3 naik sedikit. Dan ini memang kalau dibandingkan negara lain ya masih jauh lebih baik, tapi ini patut kita berikan tekanan untuk yang kuartal keempat.
Jadi kuartal yang ketiga mungkin minus 3 lebih sedikit dan itu adalah trennya membaik, trennya positif.
Ini yang harus ditekankan. Nanti kalau ada pengumuman di BPS, trennya membaik, trennya positif dari 5,32 minus menjadi minus 3 koma sekian.
Sehingga kembali lagi saya sampaikan, kuartal keempat ini sangat penting sekali agar bisa memperbaiki lagi, syukur bisa masuk ke positif, kuartal yang keempat.
Sehingga belanja/spending harus menjadi kejar-kejaran kita semuanya.
Saya mendapatkan angka bahwa di konsumsi rumah tangga ini masih berada pada angka minus, kurang lebih minus empat.
Sehingga menjadi kewajiban kita semuanya untuk memperkuat demand, sehingga konsumsi ini akan menjadi lebih baik.
Kalau kuartal keempat sudah terselesaikan, semuanya maksimal membelanjakan anggarannya, hati-hati tolong disampaikan kepada Dirjen, Direktur, dan di seluruh jajaran yang Bapak-Ibu pimpin, kuartal keempat bisa maksimal.
Tapi hati-hati, di kuartal yang pertama 2021 juga harus mulai di-start dari sekarang.
Begitu Bapak-Ibu menerima yang namanya DIPA, itu sudah bisa langsung ada lelang, sehingga nantinya kita harapkan bulan Januari, Februari, Maret tidak stuck, setelah kuartal keempat langsung drop.
Kita harapkan kuartal pertama itu ada ungkitan juga untuk naik, selain tentu saja yang perlu saya ingatkan yang berkaitan dengan investasi.
Jadi kembali lagi, kuartal pertama 2021 pun juga harus mulai didesain dari sekarang agar kegiatan itu dimulai di bulan Januari, terutama yang paling cepat adalah bantuan sosial.
Mulai disiapkan sehingga Januari sudah bisa berjalan.
Yang belanja-belanja modal terutama infrastruktur, baik di Kementerian PU, Kementerian Perhubungan, dan kementerian yang lain yang bisa digiring untuk segera dimulai, mulai.
Kembali lagi ke investasi tadi. Jadi, investasi kita juga di kuartal ketiga ini masih minusnya masih di atas 5, tapi nanti kita tunggu hitung-hitungan dari BPS, masih kurang lebih mungkin 6 minus.
Sehingga saya sebenarnya sudah mewanti-wanti pada Kepala BKPM dan Menko Marimves agar paling tidak di kuartal ketiga ini bisa di bawah, minus di bawah 5, tetapi ternyata belum bisa.
Oleh sebab itu agar ini dikejar di kuartal keempat dan nanti di kuartal pertama (bulan Januari, Februari, Maret) itu sudah mulai bergerak lagi.
Saya ingin mengingatkan bahwa kesempatan untuk memperbaiki investasi ini kita diberikan peluang karena kemarin GSP (Generalized System of Preferences/GSP) untuk masuk ke Amerika sudah diberikan perpanjangan, sehingga ini menjadi kesempatan karena kita adalah satu-satunya negara di Asia yang mendapatkan fasilitas ini.
Dan kita harapkan ekspor kita akan bisa naik melompat, karena fasilitas GSP ini diberikan kepada kita. Dan syukur-syukur ini juga dipakai sebagai kesempatan untuk menarik investasi.
Karena kita ada fasilitas itu sehingga orang ingin mendirikan industri, pabrik, perusahaan di Indonesia akan menjadi lebih menarik karena untuk masuk ke Amerika, kita diberikan fasilitas dari Amerika.
Saya rasa itu mungkin sedikit yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Komentar