|
Menu Close Menu

Proyek SMF SATRIA Dimulai, Investasi Sektor Telekomunikasi Melesat

Jumat, 04 September 2020 | 13.43 WIB

NEWSPOST.ID JAKARTA – Meskipun di tengah pandemi Covid-19, investasi di sektor telekomunikasi Indonesia terus meningkat. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate  menyampaikan optimistisme itu saat menyaksikan penandatangan Preparatory Work Agreement (PWA) Proyek Satelit Mutifungsi Republik Indonesia (SATRIA).

“Agenda kita hari ini justru menunjukkan bahwa iklim investasi dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi Indonesia tidak sedang melambat, namun justru semakin melesat,” tegas Menteri Johnny dalam Konferensi Pers Penandatanganan Kerja Sama Dimulainya Konstruksi Satelit Multifungsi SATRIA, dari Jakarta, Kamis (03/09/2020). 

Menurut Menteri Kominfo pandemi Covid-19 memberi pengaruh sangat signifikan pada industri dirgantara (aerospace), termasuk satelit. Mengutip kajian Space Tech Expo pada bulan Juli 2020, Menteri Johnny menyatakan pandemi ini memberi efek negatif pada penundaan penyelesaian proyek, terganggunya supply chain, perlambatan pengoperasian fasilitas untuk pabrikasi, serta terbatasnya ketersediaan tenaga kerja satelit sejak Maret 2020.

Bahkan Menteri Johnny optimistis dengan adanya tahapan PWA akan dapat mendorong pemulihan ekonomi di Indonesia. “Sebagai bagian dari optimisme dan keyakinan kita untuk segera pulih dari potensi kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19,” tegasnya.

Tahapan PWA menandai  kesepakatan antara konsorsium PSN dan TAS untuk memulai pekerjaan manufacturing satelit SATRIA antara PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai bagian dari konsorsium Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dengan perancang dan pabrikan asal Perancis Thales Alenia Space (TAS).

Dalam tahapan itu terdapat dua kegiatan pokok, yaitu:  pertama,  melakukan tinjauan kebutuhan muatan sistem satelit yang merupakan penyesuaian desain satelit dengan permintaan pengguna. Dan kedua, melakukan tinjauan status kualifikasi komponen yang merupakan tinjauan kualifikasi komponen-komponen satelit yang dipersyaratkan.

“Preparatory Work Agreement ini sekaligus memastikan bahwa pembuatan satelit dapat dilaksanakan tepat waktu pada saat kontrak, sekaligus menandai bahwa perjanjian pembiayaan akan mulai efektif berjalan,” jelas Menteri Kominfo.

Sektor komunikasi dan informasi mengalami pertumbuhan hingga 10,88 persen selama pandemi Covid-19. Sektor ini menjadi satu-satunya sektor yang bertumbuh positif hingga di atas 10 persen dibanding sektor lain. 

Menteri Johnny menyatakan Proyek SATRIA menandai peluang investasi di masa yang akan datang yang lebih besar. 

“Sampai dengan tahun 2030, kebutuhan kapasitas satelit Indonesia diproyeksikan mencapai 900 Gbps atau 0,9 Tbps. Kita juga masih masih membutuhkan pembangunan ground segment untuk melengkapi pembangunan space segment yang sedang kita bangun,” tuturnya.

Oleh karena itu, keberlanjutan proyek SATRIA menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah untuk melakukan percepatan transformasi digital. Menurut Menteri Kominfo momentum itu akan menandai layanan publik yang prima.

“Sebagaimana diamanatkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Momentum ini juga menandai harapan kebangkitan ekonomi digital dan hadirnya layanan publik yang prima bagi seluruh masyarakat melalui infrastruktur telekomunikasi yang memadai dan berkualitas,” ungkapnya.



Akses Wifi Gratis 150 Ribu Titik

SATRIAmemiliki ciri atau spesifikasi khusus, yang dikenal dengan sebutan High Throughput Satellite (HTS) dengan kapasitas 150 Gbps.

Sebagai pembanding, Menteri Johnny menjelaskan saat ini Indonesia memanfaatkan 5 satelit nasional dengan kapasitas sekitar 30 Gbps, dan 4 satelit asing yang memiliki kapasitas 20 Gbps.

“Dengan demikian, total kapasitas 9 satelit yang saat ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi kita memiliki kapasitas sekitar 50 Gbps. Jika diperbandingkan, kapasitas Satria tentu jauh lebih besar, atau sekitar 3 kali lipat dari total kapasitas 9 satelit yang saat ini dimanfaatkan di Indonesia,” paparnya.

Proyek SATRIA akan menghadirkan akses wifi gratis di 150.000 titik layanan publik di berbagai penjuru nusantara. Menurut Menteri Kominfo, layanan itu akan dapat menghadirkan layanan publik yang prima, dimana setiap titik layanan akan tersedia kapasitas sebesar 1 Mbps.

“150.000 titik tersebut terdiri dari: 93.900 titik sekolah dan pesantren, 47.900 titik kantor desa, kelurahan dan kantor pemerintahan daerah, 3.700 titik fasilitas kesehatan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya,” jelasnya.

Proyek satelit SATRIA dikerjakan dalam skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Kementerian Kominfo bertindak selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).

Pabrikan Proyek KPBU SATRIA adalah Thales Alenia Space (TAS) yang bermarkas di Perancis. Sedangkan peluncuran akan dilakukan dengan menggunakan roket Falcon 9-5500 yang diproduksi oleh Space-X, perusahaan asal Amerika Serikat. TAS merupakan perusahaan pembuat satelit ternama yang ditunjuk oleh SNT sebagai kontraktor pembuat satelit untuk proyek SMF SATRIA.

Mengenai skema pendanaan proyek, Menteri Johnny menjelaskan hal itu tertuang dalam sindikasi pembiayaan yang didukung dengan tersedianya equity portion.

“Capital expenditure untuk space segment proyek ini bernilai sekitar 550 juta dollar.  20% nilai tersebut akan dibiayai dengan equity oleh satellite project sponsor. Sedangkan sisanya didanai melalui sindikasi pembiayaan internasional,” jelasnya.

Menteri Kominfo mengucapkan selamat atas pencapaian tahapan Proyek SATRIA. Sekaligus mengajak untuk menyosong kebangkitan sektor telekomunikasi di Indonesia.

“Saya mengucapkan selamat atas tercapainya tahapan PWA ini.Dengan penuh optimisme, melaju pesat menjadi bangsa pemenang, menuju bangsa digital yang gemilang dan penuh harapan,” ajaknya optimistis.

Dalam acara itu, hadir secara virtual Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo; Kepala BKPM Bahlil Lahadalia;  Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar; Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Organisasi SDM dan Teknologi Informasi, Sudarto dan pejabat di lingkungan Kementerian Kominfo.

Hadir pula Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Olivier Chambard; Direktur utama PT PSN Adi Rahman Adiwoso; dan Southeast Asia Sales Director of Thales Alenia Space (TAS)  Oliver Guilbert.
Bagikan:

Komentar