DHEANMEDIA.COM BANDUNG - Untuk kali ketujuh, Lomba Lari "Tahura Trail Running Race" kembali digelar selama dua hari, di Taman Hutan Raya Ir. Djuanda, Kota Bandung, Sabtu-Minggu 19-20 Januari 2019. Tahun ini, peserta ditargetkan sebanyak 3.500 orang. 134 peserta di antaranya datang dari mancanegara seperti Amerika, Inggris, Singapura, Malaysia dan lainnya.
Tahura Trail Running Race diselenggarakan sejak 2013 mengacu pada standard ATRA (American Trail Running Association). Ada berbagai kategori perlombaan yang diselenggarakan, dengan mengedepankan unsur keselamatan, fun dan turut serta dalam pelestarian alam. Tahura Trail Running Race 2019 mempunyai beberapa kategori perlombaan yaitu Family 6K, Classic 10K, Long Marathon 17K, Half Marathon 21K, dan Full Marathon 42K.
"Kami dengan senang hati mendukung ajang lari tahunan ini di Bandung. Terlebih, jumlah peminat yang semakin meningkat tiap tahun," ujar Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa didampingi Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung, Kamis (17/1).
Rizki memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Tahura Trail Running Race 2019 dalam upaya mempromosikan destinasi wisata yang ada di Bandung dan sekitarnya. Menurutnya, penyelenggaraan sport tourism berupa lari marathon internasional merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempromosikan destinasi pariwisata sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan.
Tahura Trail Running Race merupakan ajang lomba lari tahunan yang telah terdaftar di asosiasi international. Sejak 2017, kegiatan ini sudah masuk dalam kalender Asia Trail Master series. Rute yang akan dilalui peserta sekitar 75 persen offroad dan 25 persen paving blok. Variasi medan ini melewati perbukitan, desa, tanjakan, turunan, dan hutan alami.
Untuk jarak 10k saja sekitar Tahura, lebih banyak tanjakan dibandingkan turunan. Sementara rute 42k melewati Bukit Bintang, Batu Lonceng, Gunung Kasur Cibodas, Cigombong, Maribaya, dan Tahura. Bagi pelari yang mengikuti jarak terjauh 42K, akan mendapatkan bonus pemandangan sangat indah dari puncak bukit tertinggi dan terbuka yang disebut Highland of Bumi Parahyangan bernama Bukit Bintang dan air terjun eksotis.
"Semua kategori ini menyuguhkan tantangan seru kepada peserta, dimana peserta akan berlari melintasi jalan perkampungan, jalan setapak yang bervariasi dari tanah, kerikil dan bebatuan serta rumput. Peserta juga melintasi aliran sungai yang jernih, dan di sepanjang rute dapat menikmati udara segar sekitarnya," tutur perempuan yang akrab disapa Kiki ini.
Ditambahkan Adella Raung, para peserta yang telah mendaftar berasal dari berbagai kalangan warga biasa maupun atlet. Nantinya, untuk juara satu kategori 42 kilometer, akan mendapatkan tiket mengikuti Asia Trail Master.
"Menurut survei, Tahura Trail Run Race merupakan event trail run dengan jumlah peserta terbanyak, dan termasuk dalam 5 Event Trail Run terfavorit di Indonesia," tuturnya.
Sedangkan Kabid Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan, mengatakan event ini selalu memperlihatkan progres positif.
“Ketika diselenggarakan pertama kali, event ini hanya diikuti 318 peserta. Setiap tahun, jumlah peserta terus meningkat. Pada 2014, peserta sebanyak 854 orang, tahun 2015 sebanyak 1.260 peserta, dan tahun 2016 sebanyak 1.463. Dan pada tahun 2018 peserta mencapai hampir 3.000 orang terdiri dari berbagai provinsi di indonesia dan 27 negara meliputi negara di benua Asia, Australia, Amerika dan Eropa,” paparnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengacungkan jempol gelaran sport tourism Tahura Trail Run Race ini. Menurutnya, lomba lari semacam ini yang digelar di berbagai kawasan Indonesia selain untuk mengembangkan minat olahraga secara profesional, juga untuk mengenalkan potensi-potensi wisata.
"Di Banyuwangi, Gunung Tambora, Rinjani, Bromo, Semeru, dam beberapa kawasan lainnya, sudah sering digelar event semacam ini. Potensi-potensi wisatanya jadi dikenal. Lomba trail running ini bagi para runner dunia, sangat asyik dan penuh tantangan," kata Menpar Arief yahya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, penyelenggaraan satu kegiatan merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mempromosikan satu daerah atau destinasi pariwisata, yang ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Sebuah ajang, termasuk sport tourism, memiliki manfaat ganda, yaitu manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat yang pertama adalah memperkenalkan destinasi. Kedua, bisa menjadi ikon untuk mendatangkan wisatawan langsung pada saat event berjalan. Selanjutnya, memacu masyarakat lokal dalam mengembangkan kreativitas dan secara langsung terlibat dalam kepariwisataan," pungkas Menpar Arief Yahya.
Komentar