DHEANMEDIA.COM BANTAENG – Sebagai Bentuk Kepedulian terhadap bencana yang menimpa Kabupaten Donggala-Palu, Sulawesi Tengah, Rutan Bantaeng melaksanakan kegiatan Donor Darah.
Kegiatan yang di ikuti oleh pegawai dan Warga Binaan Rutan Bantaeng yang dinyatakan bisa untuk mendonorkan darahnya, berlangsung di Ruang Aula Serbaguna Rutan Bantaeng. Selasa, 02 Oktober 2018.
Kegiatan donor darah ini, Rutan Bantaeng bekerja sama dengan UTDRS (Unit Transfusi Darah Rumah Sakit) Kabupaten Bantaeng yang mengirimkan 2 orang Dokter dan 3 orang Perawat menggunakan Mobil Dinas.
Kegiatan peduli bencana di Sulteng ini merupakan rangkaian dalam memperingati Hari Dharma Karya Dhika atau Hari Jadi Kementerian Hukum dan HAM RI yang akan jatuh pada tanggal 30 Oktober 2018 mendatang.
“Saya ucapkan terima kasih atas semua atensi yang diberikan terhadap kegiatan ini, inilah suatu wujud dari nama kementerian kita, HAM. Apa yang menggerakkan kita sekarang merupakan suatu dorongan dari dalam jiwa yang disebut HAM untuk membantu saudara-saudara kita yang saat ini sedang terkena bencana di Sulteng dan Sulbar. Sekali lagi terima kasih”. Kata Muhammad Ishak, Kepala Rutan Bantaeng.
Ishak juga menambahkan bahwa bentuk sumbangsih yang diberikan kepada korban bencana alam tidak hanya berupa uang, pakaian, dan lain-lain namun, darah juga merupakan salah satu hal yang dibutuhkan saat ini bagi mereka yang membutuhkan perawatan intensif akibat luka yang diakibatkan saat terjadi gempa.
“Sebenarnya saya sangat ingin mendonorkan darah saya, namun apa daya saat diperiksa oleh Petugas dari UTDRS ternyata saya dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mendonorkan darah saya. Meskipun tidak ikut mendonor, saya sangat senang terhadap warga binaan yang juga peduli dan turut menyumbangkan darahnya tanpa diminta”. Ungkap Abdul Karim, Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Bantaeng.
Acara berakhir usai sholat duhur ini mengumpulkan pendonor dengan total 21 orang, 12 Orang Pegawai Rutan Bantaeng dan 9 orang WBP.
Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Bantaeng menambahkan bahwa Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengukur seberapa besar jiwa yang dipunyai setiap orang untuk membantu saudara-saudara yang terkena musibah diluar sana.
"Bukan hanya di Palu-Donggala, di manapun bencana alam terjadi, dan siapapun yang membutuhkan, sudah sepatutnya kita turut membantu dan meringankan beban mereka." Jelasnya.
Komentar