DHEANMEDIA.COM NEW YORK - Menlu RI, Retno Marsudi, menggarisbawahi pentingnya Pemberdayaan dan Pengembangan Perempuan sebagai Agen Perdamaian dalam perjuangan global melawan terorisme dalam pertemuan Ninth Ministerial Plenary of The Global Counter-Terrorism Forum (GCTF) di New York (25/9).
Terjadinya tren baru dalam terorisme yang melibatkan keluarga seperti kejadian yang dialami Indonesia di Surabaya semakin membutuhkan peran perempuan dalam perjuangan melawan terorisme. Menlu RI menyatakan peran besar perempuan dalam menanamkan nilai-nilai dalam keluarga sehingga mengambil peran signifikan dalam pembentukan prespektif yang positif. Hal ini menjadikan pemberdayaan dan pengembangan perempuan menjadi sangat penting untuk perdamaian.
Salah satu contoh untuk pemberdayaan perempuan adalah inisiatif Peace Village sebagai soft approach untuk perjuangan melawan terorisme. “Inisiatif ini menargetkan untuk menyebarkan nilai nilai damai dan toleransi dengan pemberdayaan wanita di komunitas lokal, khususnya di sektor ekonomi,” kata Menlu. Peningkatan nilai positif dan kesejahteraan akan menjadi perisai kuat terhadap pengaruh pandangan ekstrimisime dan nilai-nilai intoleran.
Menutup pernyataannya, Menlu RI menyambut baik kerja sama yang lebih erat antara GCTF dengan PBB untuk mengatasi evolusi dan trend baru terorisme. Indonesia menyambut baik usulan empat dokumen yang disampaikan oleh pertemuan ini yang dapat menjadi guidelines dan best practices untuk melawan terrorisme. “Tahap selanjutnya bagaiamana kita dapat mengimplementasi rekomendasi ini dalam kerangka nasional dan regional,” ujar Menlu.
Empat rekomendasi yang didorong oleh pertemuan ini adalah dalam isu Homegrown Terrorism, the Challenge of Returning Families of FTFs, the Collection, Use and Sharing of Evidence for Purposes of Criminal Prosecution of Terrorist Suspects, dan the Nexus between Transnational Organized Crime and Terrorism.
Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara anggota GCTF yang ditujukan sebagai forum untuk kerja sama global mengatasi ancaman terorisme. Forum yang dibentuk tahun 2011 tersebut terdiri dari berbagai kelompok kerja yang mengeluarkan rekomendasi kebijakan dan kegiatan untuk melawan terorisme.
Komentar