|
Menu Close Menu

Menko Luhut : Kami Optimis Indonesia Bisa Selamat Dari Situasi Perekonomian Saat Ini

Jumat, 28 September 2018 | 18.08 WIB
\
DHEANMEDIA.COM NEW YORK - Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan menyampaikan ia optimis Indonesia bisa selamat dari situasi perekonomian Indonesia, ini disampaikannya saat bertemu Morgan Stanley Asset Management di New York Rabu (27-09-2018) waktu setempat.

“Saya yakin pemerintahan sekarang bisa melewati situasi ekonomi saat ini. Momentum ini kami jadikan untuk melakukan beberapa perubahan karena berada di dalam situasi nyaman dengan kebijakan yang tidak jelas sangat berbahaya,” jelasnya.

Menurutnya situasi tersebut dapat dipermainkan sehingga membuat tidak efisien, pemborosan, korupsi, dll. Selain Morgan Stanley, selama empat hari lawatannya, Menko Luhut juga bertemu Blackrock Investment Management, NN Investment Partners, TIAA Creft Investment Management, Prudential, Lazard Investment Management, dan Horizon Investment Management. Dalam setiap pertemuan Menko Luhut membawa perwakilan Bank Indonesia dan pelaku bisnis di Indonesia. Menurutnya saat ini masalah Indonesia adalah menguatnya USD terhadap Rupiah tetapi masih dapat diatasi, inflasi di bawah 5% akhir bulan ini kami berharap angkanya bisa sekitar 4%. Tetapi di sektor lain terjadi perbaikan.

“Double digit pendapatan pajak adalah hal yang jarang terjadi. Tax ratio biasanya berkisar 10% sekarang bisa 12%. Tax revenue mencapai double digit. Sejak tahun 1970 angka kemiskinan kita sekarang bisa single digit, 9,28 % tetapi kami ingin tahun depan lebih baik lagi. Investment grade dari Moody’s, S&P, dan Fitch,” jelasnya.

Kelas Menengah Perekonomian Indonesia cenderung defisit saat ekonominya tumbuh pesat. Ekonomi tumbuh pesat salah satunya karena jumlah kelas menengah yang makin besar.

“Jumlah kelas menengah yang sekarang meningkat tajam mengakibatkan meningkatnya permintaan untuk barang-barang impor seperti mobile phone dll. Kelas menengah ini juga membuat pariwisata domestik kita meningkat. Bisnis pariwisata berkembang, seperti hotel dan tujuan wisata. Dalam lima tahun terakhir pembelian pesawat Boeing dan Airbus kebanyakan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan Indonesia,” paparnya.

Faktor lain dari pertumbuhan ekonomi ini, kata Menko Luhut, karena tingginya angka impor bahan mentah terutama di sektor migas dan barang-barang konsumsi.

“Kekeliruan kami selama ini adalah tidak mengintegrasikan industri-industri kami. Seperti misalnya, kita masih mengimpor slab padahal kawasan industri di Morowali sudah mengekspor slab. Kami memutuskan tidak boleh ada lagi impor bahan mentah. UU nya sudah ada sejak tahun 2009, tapi tidak disiplin dalam pelaksaannya. Sekarang presiden Joko Widodo bertekad untuk melaksanakan semua peraturan yang sudah ada,” ujar Menko Luhut.

Strategi Saat ini, papar Menko Luhut, untuk memperbaiki neraca pemerintah mengimplementasikan biodiesel B20 untuk mengurangi defisit transaksi migas.

“Dengan pertimbangan industri kita bisa tidak tergantung lagi kepada sumber energi berbahan fosil. Sekarang kita bisa mengkonversi minyak sawit menjadi bahan bakar.”

Menko Luhut menjelaskan terhitung sejak tanggal 1 September semua produsen diwajibkan mencampur biodiesel dengan kandungan minimum 20%, jika tidak, akan dikenakan denda sebesar USD 40 sen/liter.  Yang kedua, menerapkan kewajiban meningkatkan penggunaan produk lokal. Ketiga, adalah meningkatkan fasilitas dan infrastruktur pariwisata.

“Sektor ini berbiaya murah tetapi masukan yang didapat luar biasa. Saya tidak pernah menyangka pariwisata bisa menjadi primadona pemasukan negara. Kami sudah melakukan berbagai perbaikan seperti perpanjangan runway, pembangunan infrastruktur di tujuan-tujuan wisata dan hasilnya jumlah kunjungan wisatawan ke tempat-tempat tersebut berlipat ganda,” katanya.

Ia mengatakan rata-rata wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia menghabiskan USD 1 juta/orang. pemerintah, lanjutnya, memasang target kunjungan wisatawan tahun depan sebanyak 20 juta orang.

“Saya kira negara kami memang pantas jadi tempat tujuan wisata. Majalah Travel and Leisure menempatkan Pulau Jawa, Pulau Bali, dan Pulau Lombok yang menduduki tiga besar pulau dengan potensi wisata,” ucapnya bangga
Bagikan:

Komentar