|
Menu Close Menu

Kapolri Jadi Pembicara Pada Seminar Internasional "Melawan Terorisme"

Kamis, 27 September 2018 | 22.49 WIB

DHEANMEDIA.COM JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D Menjadi Keynote Speaker pada Simposium Internasional "Counter-terrorism: Contemporary Strategies and Future Architecture” Kamis, 27 September 2018, Pukul 09.00 WIB di Kampus II Ubhara Jakarta 

Dalam Kegiatan ini turut hadir : Prof Dr. Rohan Gunaratna, Head of the International Centre for Political Violence and Terrorism Research (RSIS Singapore); Irjen Pol (P) Dr. (c) H. Bambang Karsono, S.H., M.M.,  Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya; Mr. Jared C. Kimbell, Resident Legal Advisor US Departemen of Justice;  Prof. (RIS) Hermawan Sulistyo, M.A., Ph.D., APU., Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya;  Mr. Nestor Nabe, Ph.D.  College of Criminal Justice Education, University of Mindanao; Mrs. Keara Shaw, First Secretary (Political) Embassy of Australia; Irjen Pol Drs. Hamidin, Deputi III Bidang Kerjasama Internasional BNPT RI. serta undangan dan peserta seminar sebanyak 585 orang.
Kapolri dalam kegiatan ini didampingi oleh PJU Mabes Polri diantaranya Wakalemdiklat, Karopenmas, dan Karoprovost.

Dalam seminar Internasional tsb dibuka dengan sambutan dari Prof. Hermawan Sulistyo dan dilanjutkan sambutan dari Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Utara Irjen Pol (p) Dr. (c) H. Bambang Karsono S.H., M.M., dan dilanjutkan oleh Keynote Speech oleh Kapolri.

Dalam kesempatan tersebut Kapolri menyampaikan uraian tentang perkembangan terorisme dalam tataran global dan dalam tataran domestik. 

Kapolri juga menguraikan strategi yang diterapkan oleh Polri dalam mencegah dan menangani terorisme di Indonesia, yaitu dengan strategi hard approach dan soft approach secara simultan dan berkelanjutan.

Hard approach diwujudkan dengan melaksanakan penegakan hukum/law enforcement agency led secara profesional. Tugas tsb diemban oleh Polri dgn didukung oleh aparat intelijen dan TNI.
Sedangkan soft approach diwujudkan dgn menerapkan lima strategi, yaitu deradikalisasi, kontra radikalisasi, kontra ideologi, menetralisir sarana persebaran ideologi radikal, dan menetralisir situasi yang kondusif utk persebaran ideologi radikal.

Implementasi kedua pendekatan tsb secara simultan dan berkelanjutan terbukti cukup efektif dalam mencegah dan menangani ancaman terorisme di Indonesia.

Acara dilanjutkan dengan diskusi panel, kemudian tanya jawab diakhiri dengan penyerahan cindera mata, sertifikat serta foto bersama.
Bagikan:

Komentar