|
Menu Close Menu

Indonesia Jadi Tuan Rumah Liga Selancar Dunia, Menko Luhut: Pariwisata Meningkat

Selasa, 25 September 2018 | 17.40 WIB

DHEANMEDIA.COM NEW YORK - Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan menerima Liga Selancar Dunia (World Surf League) setibanya di New York, Amerika Serikat pada hari Minggu petang (23-09-2018) waktu setempat.

Joe Carr Chief Strategy Officer dan Graham Stapelberg General Manager untuk turnamen, dalam pertemuan tersebut menyampaikan niat mereka untuk mengadakan turnamen di wilayah-wilayah selancar Indonesia.

“Kami merasa perlu bekerja sama lebih lagi dengan pemerintah untuk pariwisata bukan saja tempat yang sudah dikenal, tetapi juga tempat-tempat bagus dan indah yang cocok untuk kompetisi,” kata Mr. Stapelberg dalam pertemuan itu.

Menko Luhut menyambut baik ide dari Liga Selancar Dunia sambil menjelaskan bahwa pemerintah saat ini juga fokus pada pembangunan di bidang pariwisata.

“Ini ide yang baik, turnamen selancar dunia bisa dukung promosi wisata Indonesia yang sedang giat membangun bidang pariwisata,” kata Menko Luhut menanggapi ide tersebut.

Mr. Carr menjelaskan hingga tahun 90an Bali masih dikenal sebagai surganya surfer, pantai-panti yang menjadi incaran para peselancar adalah Uluwatu, Padang-Padang, dan Kuta. Biasanya para peselancar laut mencari pantai yang sepi dan laut yang ombaknya tinggi dan menantang.

World Surf League adalah badan pengelola bagi peselancar profesional dan didedikasikan untuk mencari bakat peselancar-peselancar terbaik dunia.

“Lalu di akhir 90an peselancar laut dunia mulai mencari pantai-pantai yang lebih sepi dengan pantai-pantai dengan ombak yang layak untuk berselancar, tempat lain yang menurut mereka punya tantangan tersendiri seperti Pulau G di Nias dan Desert Point di Lombok,” katanya.

Mr. Stapelberg mengatakakan Liga-nya memiliki pasar turnamen terbesar di Australia dan Amerika Serikat dengan jumlah penonton sebanyak dua juta orang. Liga Selancar saat ini sedang mengeksplorasi kemungkinan mengadakan kompetisi di Bali atau Indonesia dan wilayah lain seperti di Afrika. Menurutnya ini bisa menjadi ajang promosi untuk pariwisata Indonesia seperti Gili di Lombok dan Mentawai di Sumatera Barat, terutama untuk pasar Amerika dan Australia.

“Untuk memulainya kami ingin mulai dengan pembuatan iklan produk-produk untuk para peselancar di wilayah-wilayah selancar laut Indonesia yang belum dikenal publik,” kata Mr. Stapelberg.

Liga ini merencanakan untuk membuat turnamen di Lombok untuk membantu menarik kembali para wisatawan ke Lombok dilanjutkan dengan penyelenggaraan turnamen di Nias sekitar bulan September tahun depan.

Menurut Mr. Carr, organisasinya ini pernah mengadakan turnamen selancar dunia di Bali tahun lalu dan menurut survey yang dilakukan pihak ke tiga, dampak ekonominya bisa mencapai 12 juta miliar dolar serta membuka ratusan lapangan kerja untuk masyarakat setempat.

Menko Luhut mengatakan pemerintah akan membantu, ia meminta Liga untuk datang lagi mendata apa yang mereka butuhkan dan apa yang bisa dilakukan pemerintah.

“Kami sudah membangun infrastruktur di sana, sehingga memudahkan akses untuk para peselancar Bali, Nias, Mentawai. Kita juga bisa menyampaikan pesan terkait penanganan sampah plastik di laut.

Jika selancar laut ini bisa masuk Olimpiade, maka ini bisa jadi ajang pencarian bakat atlit kita,” katanya.

Menko Luhut berada di New York sebagai delegasi Indonesia pada Sidang Majelis Umum PBB ke-73 di General Assembly Hall, markas besar PBB di New York, Amerika Serikat. Selain itu, Memko Luhut akan menjadi pembicara kunci pada Financing Sustainable Landscape, yang diadakan oleh UNEP dan UNWomen, menjadi pembicara pada acara yang diadakan World Economic Forum yang bertajuk Development Impact Summit, menjadi pembicara pada diskusi panel yang diadakan EU-UN dengan topik Fighting Plastic Pollution.
Bagikan:

Komentar