|
Menu Close Menu

Dibalik Kesuksesan Asian Games ada Kerja Keras dan Cerita Indah Dari Satgas SFR

Kamis, 06 September 2018 | 13.24 WIB

DHEANMEDIA.COM JAKARTA - Perhelatan Asian Games 2018 telah usai. Ada banyak kisah di balik acara olahraga terbesar kedua di dunia itu. Salah satunya dari Satuan Tugas Pengawas Spektrum Frekuensi Radio (SFR) Kementerian Kominfo. Dibawah Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI), tim bekerja selama perhelatan acara untuk mengamankan frekuensi radio yang digunakan untuk pembukaan, pelaksanaaan pertandingan, pencatatan skor, serta ketika penutupan. Tak hanya itu, tim yang dikoordinasikan dari Balai Monitoring Frekuensi Jakarta, Jawa Barat dan Palembang itu juga memastikan agar perangkat yang digunakan untuk kebutuhan panitia dan official tidak mengalami gangguan atau interferensi.

Satuan Tugas Pengawas Spektrum Frekuensi Radio merupakan tim khusus yang dibentuk Kementerian Kominfo untuk memantau sejak persiapan hingga perhelatan Asian Games digelar, termasuk pertandingan. Satgas SFR ini bertugas menjaga agar tidak terjadi interverensi pada seluruh perangkat yang menggunakan spektrum frekuensi radio.

“Mereka menjaga BTS-BTS penyelenggara telekomunikasi atau cellular company beroperasi dengan baik. Kami juga menjaga wifi-wifi yang dibutuhkan untuk koneksi internet seluruh stakeholders di Asian Games, seperti wartawan, media center, bahkan pengunjung. Kami jaga dari potensi gangguan dan interverensi perangkat,” tutur Dirjen SDPPI Ismail saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Rabu (05/09/2018).

Menurutnya, banyak perangkat di Asian Games yang rentan akan gangguan spektrum frekuensi. “Misalnya perangkat ketika melakukan penjurian, menghitung detik dan menit dari kecepatan lari atletik. Banyak sekali perangkat yang menggunakan spektrum frekeunsi radio dan sangat sensitif dengan gangguan. Kami berusaha keras agar sistem tersebut bisa berjalan dengan baik. Hasilnya kita lihat, hampir tidak ada keluhan dari para awak media, wasit, juri, karena sistem beroperasi dengan baik. 

Menurut Dirjen Ismail, para personil Satgas SFR sendiri berasal dari empat balai monitoring frekuensi. “Kami bekerja disupport tiga Balai Monitoring kami; Balmon Jakarta, Jawa Barat, Banten/Tangerang, dan Palembang. Jumlahnya kurang lebih 30 orang," ungkapnya. 

Selain berperan dalam pengelolaan spektrum frekuensi radio, Ditjen SDPPI juga mensupport kebutuhan sertifikasi perangkat yang digunakan selama Asian Games 2018. “Kami bekerja sama dalam dua hal pokok, yang pertama pengelolaan spektrum frekuensi radio sejak persiapan hingga pelaksanaannya, dan yang kedua kami juga mensupport kebutuhan sertifikasi perangkat. Berbagai macam perangkat yang diimpor dan dibawa ke Indonesia dalam konteks persiapan Asian Games itu perlu mendapatkan sertifikasi terlebih dulu,” jelas Dirjen Ismail.

Bagi Kanal Frekuensi

Hal menarik diungkap Dirjen SDPPI ketika harus memonitor dan mengelola frekuensi ketika ada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo  menarik saat  Pembukaan Asian Games 2018. 

“Paling menarik itu ketika kedatangan Bapak Presiden. Salah satu perangkat utama Paspampres yang menjaga keselamatan dan keamanan Bapak Presiden adalah perangkat jammer. Agak repot, pada kondisi ini. Kita ingin komunikasi berjalan baik dan lancar, namun ada kebutuhan pengamanan Bapak Presiden menggunakan perangkat jammer yang membatasi penggunaan sistem komunikasi di sektiar beliau,” ungkapnya.

Lebih lanjut Dirjen Ismail, menjelaskan ketika itu Satgas SFR kemudian berkoordinasi dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) untuk mengatur penjadwalan dan sistem pembagian kanal.

“Kami berupaya berkoordinasi dengan teman-teman Paspampres mengatur penjadwalan dan chanelling system. Jadi ada kanal-kanal yang bisa dibagi, kanal mana yang pasti di-jam dan terblok oleh perangkat jammer tersebut, mana kanal frekuensi yang bisa clear digunakan untuk komunikasi,” jelasnya. 

Dirjen SDPPI turut menjelaskan secara rinci sistem pengaturan dan pembagian kanal yang dilakukan atas hasil koordinasi Satgas SFR dengan Paspampres.  

“Paspampres ini sistem komunikasinya bekerja sampai di band 2,5 GHz. Kalau bicara wifi, band 2,4 GHz pasti kena. Jadi kami upayakan perangkat 2,4 GHz itu hanya terbatas digunakan di sekitar area VVIP. Sisanya kami buka clear channel di band 5,8 GHz. Sehingga ketika perangkat jammer tersebut on, ada sistem lain yang mem-backup yang tidak terkena pengaruh jammer. Ada waktu juga on-offnya, kapan harus on dan off itu kami sangat ketat berkoordinasi dengan Paspampres. Ini salah satu upaya kita,” jelasnya.

Perhelatan Asian Games 2018 usai, Indonesia menunjukkan tidak hanya sukses prestasi dengan menduduki peringkat empat dalam perolehan medali. Sukses penyelenggaraan juga menjadi kenangan tersendiri bagi atlet dan official peserta Asian Games 2018. Di balik sukses itu pun, ada kerja Tim dari SDPPI Kementerian Kominfo dalam mengelola frekuensi dan menjaga potensi interferensi. Paling tidak, sejarah mencatat, ketika pembukaan disediakan akses WiFi yang bisa digunakan oleh penonton dalam jumlah besar. *
Bagikan:

Komentar